Senin, 12 Agustus 2024

Akan Indah Pada Waktunya

Anwar Anshori Mahdum

Misteri kehidupan memang sulit di mengerti, kegagalan, kekecewaan, sakit hati, atau bahkan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan hadir seakan menjadi penyempurna kehidupan. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, siang malam banting tulang dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Berbagai teori dan prinsip pengembangan diri sudah dijalankan, namun terkadang kehidupan yang di impikan masih jauh dari harapan.

Ada orang bilang, hidup itu bagaikan roda berputar, Terkadang kita berada di atas, kadang berada di bawah. Untuk bisa terus berjalan, roda haruslah terus berputar. Kalau roda berhenti berputar, kita pun tak akan bisa mencapai apa-apa atau sampai ke tempat tujuan. Begitu juga perjalanan hidup tidak semulus yang kita harapkan, terkadang kita harus melewati jalan terjal untuk menikmati jalan yang landai, kita harus lelah mendaki, baru bisa menikmati indahnya puncak gunung.

Syaik Ibn ‘Athaillah dalam al-Hikam bertutur: “Ketika Allah memberimu, berarti Dia membuatmu menyaksikan kebaikan-Nya; dan ketika Allah mencegahmu, berarti Dia membuatmu menyaksikan kekuasaan-Nya”. Dengan kata lain, apabila kenyataan sesuai harapan, maka bersyukurlah, karena yang demikian itu merupakan kebaikan Ilahi. Namun apabila kenyataan tidak sesuai harapan, maka rendah hatilah (tawadhu’), karena yang demikian itu merupakan kekuasaan Ilahi. Jadi, kalam hikmah ini mengajarkan bahwa dalam hidup manusia, ada kenyataan yang sesuai dan tidak sesuai dengan harapan.

"Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman."(QS.At-Taubah [9]: 51).

Ketika Allah sedang menyulam kehidupan hamba-Nya, tak perlu Allah mengungkap rencana-Nya, karena Allah ingin semua terasa indah pada waktunya. Allah ingin melihat hamba-Nya gigih dalam menjalani prosesnya. Allah ingin melihat hamba-Nya bercucuran air mata, bersimpuh di malam hari menghadap-Nya. Allah ingin melihat tegarnya dada hamba-Nya, bersabar dalam menerima cobaa-Nya. Allah ingin melihat senyum dan ucapan syukur keluar dari mulut hamba-Nya tatkala Allah merealisasikan doa hamba-Nya dan rencana terbaik-Nya.

Yakinlah bahwa bagaimana pun keadaan yang terjadi dan dialami, itu semua merupakan bagian dari skenario terbaik Allah untuk kita. Di sinilah pentingnya umat muslim berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah dan meyakini kebenaran firman-Nya,

“Dalam kekuasaan-Mulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 26).

Jika kita yakin bahwa semua skenario ini telah dirancang dengan rapi oleh Sang sutradara Alam Semesta, maka tak perlu takut, tersenyumlah. Jika kita tahu bahwa  Sang Khalik tak akan pernah menzhalimi hamba-hamba-Nya, maka tak usah gelisah, tersenyumlah. Jika kita faham bahwa hanya Allah yang mengetahui apa yang baik untuk kita, maka tak perlu risau, tersenyumlah. Jika kita mengerti bahwa skenario Allah itu adalah skenario yang paling indah, maka tak usah gundah, tersenyumlah.

Tak peduli apa yang Allah tulis tentang kisah hidup kita, apakah senang, sedih, tangis, kegagalan, atau bahkan kecewa hati yang paling dalam sekalipun. Tetaplah percaya bahwa apapun yang Allah tulis untuk kita adalah yang terbaik, jangan pernah ragu akan ketetapan yang Allah persembahkan untuk kita. Sebab, Allah menuliskan takdir pada kita sudah lengkap dengan kebaikan yang terkandung didalamnya, karena Allah memang akan selalu mempersembahkan yang terbaik untuk hamba-hambanya.

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).

Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Berbagai persoalan yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi (hadits). Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.

 

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amalan Tergantung Akhirnya

Anwar Anshori Mahdum Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapankah kita akan meninggal, dan dengan cara ...