Sabtu, 24 Agustus 2024

Dunia Fatamorghana

Anwar Anshori Mahdum

Dunia yang kita singgahi ini seperti fatamorgana. Disangka memiliki hakikat yang tetap padahal tidak. Dikejar untuk digapai tetapi tidak pernah sampai. Orang yang kehausan menyangkanya sebagai air, tetapi setelah didekati tidak tampak apa-apa.

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS-Al-Ankabuut [29] : 64)

Hidup di dunia merupakan perjalanan sementara, sebelum akhirnya semua akan tiba di penghujung batas tujuan, akhirat. Allah berfirman:

 “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS Al-Hadid [57]: 20).

Terlalu banyak manusia yang silau oleh kemilau dunia, mengejar sesuatu yang seharusnya tidak dikejar. Saling menyikut dan menjatuhkan dengan menghalalkan segala cara, demi meraih tahta jabatan, dan harta kekayaan. Padahal, semua itu hanyalah sementara, tidak setia, dan akan terpisah darinya saat kematian datang menjemput. 

Sadarilah, sedikit saja seseorang terkesima dan tergoda oleh pengaruh kehidupan duniawi, maka ia akan tenggelam ke dalam lautan ketidakpuasan yang sangat dalam. Oleh karenanya, peranan keyakinan manusia terhadap suara imannya akan sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan pribadi yang tidak mudah tergoda. Dan cara yang paling baik adalah berusaha untuk selalu meningkatkan ketaatan yang sempurna. Kenikmatan yang dirasakan di dunia hanyalah kenikmatan badan, bukan kenikmatan hati. Oleh karena itu ahlud dunya akan terhalang dari merasakan kenikmatan hati. Imam Ibnul Qayyim berkata,

مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْـقَضِـى                

“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti.”[Ighâtsatul Lahafân (I/87-88) dan lihat Mawâridul Amân al-Muntaqa min Ighâtsatil Lahafân (hlm. 83-84).

 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amalan Tergantung Akhirnya

Anwar Anshori Mahdum Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapankah kita akan meninggal, dan dengan cara ...