Senin, 26 Agustus 2024

Sebab Hadirnya Kegelisahan

Anwar Anshori Mahdum

Gelisah, memang satu penyakit hati yang sangat berbahaya namun hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan gelisah tersebut. Ada yang menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar syariat, namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan cara-cara yang menyimpang dari syariat. Akibatnya, gelisah mereka hilang, dosa pun menerkam.

Kegelisahan, sesungguhnya tidak selalu berdampak negative, tergantung motiv yang melatar belakanginya. Ada gelisah karena hadirnya kesadaran yang dalam tentang perilaku diri, sadar banyak melakukan kesalahan. Dan kegelisahan seperti itu menandai sedang menguatnya keimanan. Hasilnya perasaan khawatir datang saat ia merasakan begitu banyak melalaikan kewajiban. Dan kekhawatiran ini adalah kekhawatiran yang positif. Allah Ta’ala telah menciptakan dan menganugerahkan hati bagi manusia sebagai salah satu perangkat kehidupan yang sangat vital, yang akan membantu melihat dan mendengar seruan Allah Ta’ala, yang akan membantunya dapat merasakan apa yang tengah dirasakan oleh orang lain. Namun, kita juga mengetahui bahwa segala sesuatu itu ada, tiada, terjadi, dan tidak terjadi hanya karena Allah Ta’ala.

 Ada juga gelisah karena faktor kekhawatiran yang berlebihan tentang kehidupan, yang ditandai dengan adanya ketakutan dalam beberapa hal, seperti takut miskin, takut kehilangan harta, takut ditinggal oleh orang yang dicintai, takut kerjanya di PHK, takut tidak dapat jodoh atau takut tiba-tiba kematian datang menjemputnya. Gelisah jenis ini biasanya disebabkan karena keyakinan yang lemah tentang kebenaran yang datang dari Allah. Dan ini menandakan sedang melemahnya keimanan. 

Dan yang berikutnya adalah ada gelisah karena dikejar rasa bersalah, entah salah kepada diri sendiri, kepada orang lain, lebih-lebih kepada Allah.  Hal ini disebabkan karena kita pernah melakukan dosa dan kemaksiatan atau perilaku yang kurang pantas, sehingga menyebabkan jiwa tidak tentram, hidup tidak nyaman karena dikejar rasa bersalah yang terus menghantui.

Dalam pandangan psikologi Islam, Secara umum ada dua bentuk kegelisahan dalam diri seorang muslim, dua hal itu adalah:

  1. Gelisah karena Menguatnya keimanan

Kegelisahan yang seperti ini bisa disebut kegelisahan yang positif, karena itu didorong oleh keinginan untuk selalu menyempurnakan kebaikan. Beberapa hal yang menandakan gelisah karena menguatnya keimanan, yaitu hadirnya rasa takut kepada Allah. Kegelisahan jenis ini hadir karena kita menyadari begitu sering melakukan kesalahan.

Kesalahan itulah yang menyebabkan hati kita bertambah resah. Perasan takut (khauf) dan harap (raja’) bercampur menjadi satu. Takut jika kesalahan (dosa) tidak terampuni dan harap agar dosa dan kesalahannya dapat terampuni. Bagi pribadi muslim perasaan takut (khauf) adalah ungkapan derita hati dan kegundahan terhadap apa yang dihadapinya. Dan khauf  (takut) inilah yang mencegah diri dari perbuatan maksiat dan mengikutinya dengan bentuk-bentuk ketaatan.

Semakin ia mengetahui aib dirinya dan mengetahui keagungan Allah, kemuliaan-Nya dan hadirnya kesadaran bahwa setiap perbuatannya kelak akan dipertanggungjawabkan, maka kegelisahannya akan semakin kuat, rasa takutnya akan semakin meningkat.

Buah dari perasaan khauf ini adalah, ia akan mampu menguasai segala kegundahan dan tahu bahayanya. Hasilnya, tiada lagi kesibukannya selain usaha untuk mendekatkan diri, muhasabah dan mujahadah. Bahkan ia selalu waspada terhadap segala pikiran, langkah dan kalimat yang keluar dari dirinya.“ Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut kepada Rabb mereka. Dan orang-orang yang beriman kepada Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka ( dengan sesuatupun ).dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, ( karena mereka tahu bahwa ) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegera berbuat kebaikan, dan merekalah orang-orang yang pertama-tama memperolehnya “.

Yahya bin Mu’azd berkata: “Jika seorang mukmin melakukan kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya ke surga, takut akan siksa dan harapan akan ampunan “.

  1. Gelisah karena lemahnya iman

Untuk kegelisahan jenis ini, ada dua motif yang menghadirkannya. Pertama, motif yang keluar dari dorongan syahwat seksual. Kedua, motif karena dorongan cinta yang berlebihan pada harta, atau yang selalu terkait dengan keduniaan.

Kegelisahan yang disebabkan dua hal ini cenderung menguat, dan ketika tidak mampu meraih apa yang diinginkan nafsunya, gelisah akan semakin bertambah resah. Kegelisahan yang seperti ini menandai lemahnya daya tahan keimanan.

Dalam pandangan psikologi, dua hal yang melatar belakangi hadirnya kegelisahan adalah karena lemahnya rasa percaya diri. Tetapi jika rasa percaya diri kita kuat tidak akan menimbulkan kegelisahan. Selain itu, kegelisahan hadir karena berangan-angan yang tidak realistis, atau terlalu berlebihan mengharapkan sesuatu tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan. Tetapi yang lebih pasti, adalah kegelisahan hadir karena keyakinannya akan takdir tidak sempurna.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amalan Tergantung Akhirnya

Anwar Anshori Mahdum Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapankah kita akan meninggal, dan dengan cara ...