Kamis, 15 Agustus 2024

SEHAT DAN SAKITNYA HATI

Anwar Anshori Mahdum

Hati juga seperti jasad, ia bisa sakit, sehat bahkan bisa mati. Sakitnya badan bila ia tidak bisa berfungsi dengan baik organ-organnya. Dan sakitnya hati manakala ia tidak lagi memiliki kepekaan terhadap dosa dan kesalahan.. Dan ciri-ciri hati yang telah ternoda di antaranya adalah; Hati yang selalu lalai beribadah, hati yang miskin ketakwaan. Hati yang seperti ini selalu mengalami keresahan, takut dan penuh kesengsaraan. Tentu saja itu tergantung pada kadar penyakit dalam hati tersebut. Semakin parah penyakitnya, semakin dekat dengan kematian.

Buah dari kesehatan hati secara hakiki adalah lahirnya ketaatan atau kepatuhan yang kuat dalam hati pemiliknya. Ia hanya tergerak berdasarkan tuntutan  urani yang sehat dan landasan keimanan yang kokoh, hingga melahirkan kejernihan hati. Inilah tingkat kepatuhan hati yang paling tinggi terhadap hukum Allah. Seperti di gambarkan Allah dalam Al-Qur’an. “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Qs. An-Nisa [4]:65

Selain itu juga, buah dari sehatnya hati adalah selalu membiaskan cahaya iman kesekujur tubuh, terutama melalui kerut-kerut wajah dan gerakan lisan. Seperti pernah di ungkapkan oleh Ali Bin Abi Thalib, disebutkan oleh Syeikhul Islam Ibn Taimiyah Dalam Majmul Fatawa:“Setiap kali seseorang menyembunyikan sesuatu dalam hatinya, pasti akan di tampakan oleh Allah melalui mimik wajahnya dan gerakan lisannya”

 Ibnul Qayim menjelaskan tentang beberapa ciri dari sehatnya hati (Qolbu) : ialah :

- Hati yang sehat yang selamat dari siksa Allah, yakni hati yang terbebas dari segala ikatan syahwat.

- Hati yang selalu pasrah kepada Allah, tidak sedikitpun pernah menyimpan pembangkangan terhadap perintah dan putusan Allah.

- Hati yang sehat , tidak lain hati yang terbebas dari ikatan selain Allah. Ia hanya menginginkan Allah dan hanya berbuat sesuai dengan perintah Allah.

- Hati yang hanya Allah menjadi tujuannya, menjadi nyawa perintah, sarana dan metode hidupnya.

- Hati yang terbebas dari syubhat dan segala perangkat yang mengotorinya

- Hati yang terbebas dari segala bentuk kesyirikan, bid,ah, kesesatan dan kebathilan. ( Miftah Daarus Sa’adah; Ibnul Qoyyim )

Ulama lain juga memberikan gambaran indah tentang beberapa hal yang merupakan tanda-tanda bagi sehatnya hati adalah adalah hati yang mampu melihat dan menangkap kebenaran, sama seperti mata akan mampu melihat:

·   Hati yang sehat matahari, sehingga ketika seseorang dapat melihat matahari maka iapun tidak lagi memerlukan orang lain

·  Hati yang sehat akan selalu mengutamakan makanan yang bermanfaat dan obat yang menyembuhkan dari pada makanan yang membahayakan dan racun yang merusak. Sedangkan hati yang sakit akan mengambil tindakan yang sebaliknya. Makanan yang paling bermanfaat bagi hati adalah makanan imani dan obat yang paling bermanfaat baginyapun adalah obat yang qur’ani. Keduanya merupakan makanan dan obat bagi sehatnya hati.

·    Hati yang sehat selalu sadar bahwa dirinya datang dan hadir ke dunia sebagai orang asing yang sekedar mencari dan memperoleh apa yang di butuhkan. Kemudian sesudah memperolehnya, iapun pulang ke kampong halamannya, sebagaimana di kemukakan oleh Nabi saw, kepada Abdullah bin Umar ra: “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang asing atau orag yang sedang bepergian, dan anggaplah dirimu sebagai penghuni kuburan” (Hr.Bukhari, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah).

·   Hati yang sehat selalu mengingatkan pemiliknya agar selalu kembali kepada Allah dan bersikap merendahkan diri. Dan selalu menjalin hubungan mesra dengan Allah, seperti sepasang kekasih dengan yang di cintainya. Dirinya tak kuasa hidup tanpa kekasihnya, hanya bersama dialah hati merasa tentram dan hanya bersama dia bahagia bisa di rasakan.

·   Hati yang sehat tidak pernah lelah berdzikir menyebut dan mengingat Allah sebagai Tuhannya; tidak pernah bosan untuk berkhidmat kepada-Nya. Bila ia lalai berdzikir, ia merasa kehilangan. Perhatiannya hanya satu, yaitu hanya kepada Allah, demi Allah dank arena Allah.

·  Perhatian untuk memperbaiki amal, lebih besar dari pada perhatiannya terhadap pelaksanaan amal itu sendiri.

Demikianlah beberapa tanda dari hati yang sehat yang hanya dapat dirasakan dan di sadari oleh hati yang hidup dan selamat.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amalan Tergantung Akhirnya

Anwar Anshori Mahdum Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapankah kita akan meninggal, dan dengan cara ...