Dalam kehidupan ini kita dikelilingi oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang mencengkeram dengan kuat sejak hari kita dilahirkan, seperti kebutuhan makanan, pakaian dan tempat berteduh. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah alami dan harus dipenuhi secara permanen. Ia adalah motif yang memungkinkan manusia berjuang terus-menerus.
Sebagai hasil naluri ini, manusia menjauhi apa yang merugikannya dan tertarik kepada hal-hal yang menguntungkan tetapi kemudian dalam proses pencariannya, begitu banyak di antara kita yang lupa dan terlena sehingga terperangkap oleh belenggu hawa nafsu dan pada akhirnya tidak sedikit di antara kita yang tenggelam di laut kesesatan dan kerakusan. Kita telah kehilangan hati nurani jauh lebih senang menjadi pelayan hawa nafsu. Sungguh, inilah awal sebuah kehancuran yang tak terelakan.
Ibnul-Qayyim Al-Jauziah mengungkapkan bahwa ada dua kelompok manusia, pertama: mereka yang dikalahkan, dikuasai, dan dihancurkan oleh hawa nafsunya. Ia benar-benar duduk di bawah kendali nafsunya. Kedua: Orang yang berhasil memenangkan pertarungan melawannya dan nafsunya tunduk di bawah perintahnya. Mohonlah kepada Allah agar kita dijadikan kelompok yang kedua, sebab bukan saja akan mendapatkan keselamatan dunia, juga di akhirat pun kita akan mendapatkan balasan surga.
Allah telah menciptakan manusia dengan tujuan antara lain agar manusia dapat merasakan kesenangan di dunia. (QS.3:19). Namun, Allah juga menghendaki agar dalam rangka memperoleh kesenangan tersebut, manusia tidak melanggar aturan-aturanNya. Dalam hal ini Allah memberi peluang agar manusia tidak hanya dapat memperoleh kesenangan duniawi saja dengan memenuhi dorongan hawa nafsu, namun juga berhak untuk mendapat kebahagiaan di akhirat dengan cara mengendalikan hawa nafsu agar tetap mengikuti aturan-aturanNya. Hawa nafsu yang tunduk pada aturan-aturan Allah itulah yang dinamakan hawa nafsu yang mendapat petunjuk dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“ dan aku tidak
membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf [12]: 53).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar