![]() |
Anwar Anshori Mahdum |
Maka berpikirlah dengan realistis, karena dengan sikap seperti ini, kita akan dapat mengangkat berbagai kepingan peristiwa yang memuat derita dan bencana dalam kehidupan sebagai sesuatu yang wajar dan tidak berlebihan. Dan berpikir realistis dalam menyikapi penderitaan merupakan lumbung inspirasi untuk menghadirkan kesadaran yang lebih mendalam tentang setiap aspek kehidupan.
Seorang filosof berkata: “Bahwa kita adalah seperti apa yang kita pikirkan. Kehidupan manusia adalah penjelmaan dari pikiran-pikirannya sendiri. Oleh karenanya, jika kita menghendaki ketenangan dan kegelisahan, maka kita harus mengembangkan penguasaan terhadap pikiran-pikiran kita yang menunjuk kearah kemantapan jiwa yang menaklukan kecemasan.
Jika saja kita mau sedikit
bersabar menghadapi berbagai fenomena kehidupan. Dan berpikir realistis tentang
berbagai hal. Kita pasti akan mendapat solusi dari berbagai permasalahan.
Persoalannya adalah terkadang kita terlalu cepat memfonis segala sesuatu yang
datang kepada kita, tanpa mencoba melihat ke belakang kehidupan kita. Dan
mengapa rasa derita itu kerap menghantui? Karena seringnya kita terlalu mudah
memandang sebuah peristiwa adalah penderitaan.
Kita terlahir sebagai manusia lengkap dengan
segala kesempurnaannya. Namun masih ada diantara kita merasa sebagai orang yang
kurang beruntung. Umumnya, bila kita gagal dalam satu hal kita merasa sebagai
orang yang bodoh. Kita sering merasa tidak pintar untuk meraih prestasi
setinggi-tingginya. Mungkin lingkungan kita yang membuat kita tidak mampu
mengembangkan semua potensi kecerdasan tersebut. Atau ada faktor lain yang
membuat kita tak mampu mengenal jenis dan potensi kecerdasan yang kita miliki.
Akhirnya, kita terlihat seperti orang bodoh, terkebelakang, miskin, kalah, dan
sebagainya.
Segala kekurangan yang dimiliki secara fisik, tak
bisa menjadi alasan bahwa kita tak mampu berprestasi. Banyak orang yang secara
fisik terbatas, tetapi dari segi psikis mereka mampu menorehkan prestasi yang
luar biasa. Banyak orang yang bisu, tuli, pincang, gagu, buta, dan kekurangan lainnya,
tapi mampu menjadikan kekurangan itu sebagai pemacu semangat untuk maju dan
berkembang. Banyak diantara mereka yang mampu menghasilkan sesuatu yang
menakjubkan dunia.
Jadi, yang harus disadari oleh kita, tak ada yang
bodoh, yang ada adalah kita tak tahu apa kelebihan dan kekurangan diri kita.
Artinya, kita belum kenal dengan diri kita. Jangan pasrah, jangan bersedih,
jangan rendah diri, jangan putus asa. Kita semua cerdas, kita semua pintar.
Kita mampu berprestasi. Berprestasi sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan yang
kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar