![]() |
Anwar Anshori Mahdum |
Orang yang bahagia adalah orang yang mengenal kebenaran lalu menjadi pengikutnya. Sedangkan orang yang menderita adalah orang-orang yang jahil tentang kebenaran sehingga mereka tersesat atau menjadi pengikut hawa nafsunya. (Imam Ibnul Qayyim)
Manusia adalah makhluk yang paling mulia, diciptakan oleh yang Maha Mulia (Allah). Maka kesadaran kita untuk menjadi orang mulia adalah keharusan, terlebih mulia dalam pandangan Allah. Dan tidaklah kita menjadi lebih mulia kecuali Allahlah yang memercikkan kemuliaan-Nya kepada kita. Karenanya kita tidak pantas merasa diri paling mulia di antara manusia yang lain. Sebab itu bukanlah kebaikan, tetapi pangkal kehancuran. Sebagaimana ketika kita ingin menjadi orang benar, itu adalah keharusan, menyampaikan kebeneran adalah kewajiban, tetapi merasa diri paling benar adalah kekeliruan.
Dan yang paling benar adalah ketika kita hidup mampu menampilkan kebenaran sesuai dengan aturan yang maha benar dan juga mampu menyampaikan kebenaran sesuai dengan sumber dari yang maha benar (Allah).
Sebagai hamba yang menyadari bahwa diri kita tidak mungkin hidup tanpa Allah yang menghidupkan, bahwa segala alam raya ini tidak akan pernah ada tanpa Dia yang mengadakannya, niscaya kita akan menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang Dia lakukan pasti merupakan kebenaran yang mutlak dan apapun yang Allah ciptakan pasti merupakan kebaikan yang jelas. Tiada kebenaran lain yang membandingi kebenaran-Nya.“..agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih. QS. Al-Ahzab [33]:8
Sahabat. Kita akan menjadi orang benar dan sebenar-benarnya orang, ketika setiap gerak hidup kita termotivasi untuk melaksanakan kebanaran. Karena memang hanya orang yang benar sajalah yang akan mendapat rahmat dan ampunan dari Allah, baik dunia maupun akhirat. Hidup meniti kebenaran yang di ajarkan oleh yang maha benar, berarti kita sudah memposisikan diri untuk menjadi orang benar.
Orang yang benar adalah orang yang selalu menyadari hakekat untuk apa ia di ciptakan. Ia tidak menyia-nyiakan waktu hidupnya sekejappun kecuali untuk beribadah kepada Allah. Sebab ia sadar betul, bahwa karena alasan ibadahlah ia di ciptakan.“..dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Qs. Adz-Dzariyat [51]:56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar