Minggu, 18 Agustus 2024

Mewaspadai Pangkal Kesalahan

Anwar Anshori Mahdum

Ketahuilah sahabat, di dalam diri kita terdapat pos-pos kelemahan yang dapat mengundang kesalahan dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan. Karenanya, seseorang harus mewaspadai pos-pos yang ada dalam dirinya, di samping itu juga harus terus memonitor pengaruhnya dalam hati. Dari sanalah lahir setiap dosa dan bangkitnya tiap kesalahan. Pos-pos itu ada tiga: kesombongan, ketamakan, dan kedengkian.

1. Kesombongan, ia adalah sikap yang tinggi hati. Orang yang sombong selalu melihat dirinya dengan kacamata kebesaran dan serba berlebih di atas orang lain. Akibatnya, seseorang dapat meremehkan dan merendahkan orang lain. Bahkan kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan sang penentang utama, yaitu iblis laknatullah yang membangkang perintah Allah untuk bersujud (taat) kepada Adam as. “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Qs.Al-Baqarah [2] : 34)

2. Ketamakan, ia merupakan salah satu sebab dosa manusia. Karena ketamakan itulah, iblis telah menyeret Adam dan Hawa pada pelanggaran aturan Allah.: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"  (Qs. Thaahaa [20] : 120)

3. Kedengkian, ia adalah salah satu faktor yang menyebabkan kemaksiatan anak Adam pertama, sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur’an. “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata,“Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil,“Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (Qs.Al-Maaidah [5]:27)

Itulah ketiga faktor yang memotivasi seseorang melakukan kejahatan dan merupakan pangkal kesalahan. Maka orang yang berakal dan berambisi pada keselamatan pasti akan menghancurkan ketiga pangkal itu dalam hatinya. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat bertahan dari keinginan hawa nafsu.

Kenapa manusia tidak luput dari kesalahan? Jawabannya adalah; karena manusia memiliki komponen utama yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lain yaitu Akal dan hawa nafsu. Melalui akal yang dimilikinya, manusia dituntut berpikir untuk menata kehidupan kearah yang lebih baik, dan selalu menjaga keharmonisan hidup. Termasuk di dalamnya berbuat sesuatu atau bekerja untuk menjaga dirinya selalu dapat hidup. Ketika kehidupan sudah diperolehnya, tak jarang mereka dirasuki keinginan yang lebih besar lagi. Keinginan yang seperti ini diyakini muncul karena adanya hawa nafsu. Sehingga  karena terlalu sering mengikuti hawa nafsunya mereka kehilangan akal sehat.

Orang yang baik kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, bukan orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, tapi orang yang baik itu adalah orang yang menyadari kesalahannya, lalu menyesali, lantas memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seraya berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ     

 “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (Hadits hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib)

Sahabat, Kalau kita terbukti bersalah akuilah karena sebenarnya itu adalah langkah dimana kita akan menuju pada tahap kebenaran. Beda ketika kita tidak tahu bahwa  kita salah maka kitapun akan terus melakukan hal tersebut bahkan mungkin sampai bisa merugikan banyak orang. Dan tak perlu menghindar dari salah karena jika kita menghindar itu bukanlah solusi terindah.

Carilah akar masalah tapi jangan cari siapa yang salah, karena ketika mencari siapa yang salah tak akan mampu menyelesaikan permasalahan, yang ada hanyalah seperti benang kusut semakin sulit diurai. Gunakanlah positif thinking bahwa didalam salah itu ada hikmah yang indah dan acuan agar kita tidak salah untuk mengambil langkah berikutnya. 

Orang baik tak pernah ada niatan sedikitpun untuk berbuat salah, kalaupun pada perjalanan dia menemui kesalahan itu bukan karena ada niatan. Hal tersebut sama halnya ketika ketika kita melakukan perjalanan. Sebelum berjalan pastinya kita senantiasa berniat selamat sampai tujuan tapi kadang kita tidak tahu ditengah jalan kita bertemu dengan kerikil tajam yang menghambat perjalanan kita. Kerikil tajam itu anggaplah sebagai peringatan kita untuk berjalan hati-hati dan waspada.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amalan Tergantung Akhirnya

Anwar Anshori Mahdum Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapankah kita akan meninggal, dan dengan cara ...