![]() |
Anwar Anshori Mahdum |
Iman Hasan Al-Basri berkata: Engkau adalah nafas-nafas dan hari-hari. Bila nafas dan harimu telah pergi, sungguh sebagian dirimu itu pergi. Bila engkau telah kehilangan sebagian dirimu, maka seluruh dirimu dengan mudah akan pergi.
Ketahuilah, Warna hidup kita sangat ditentukan dari pilihan-pilihan dan bagaimana cara kita menyikapi hidup. Warna hidup selalu berpariasi dalam setiap episode. Hidup yang dipenuhi keceriaan pada suatu hari, maka akan datang kedukaan yang panjang pada hari yang lain. Terkadang kita bisa tertawa karena bahagia, kadang juga ada tangis karena kecewa. Kenikmatan yang sekejap akan datang kesedihan yang panjang. Tidak ada yang menyangkal beragam musibah dan penderitaan harus terjadi di dunia ini. Sebuah keniscayaan yang tidak mungkin kita elakan. Akal pikiran dan lubuk hati mengakui betapa dunia yang kita singgahi ini begitu akrab dengan musibah. Setiap kenikmatan yang di reguk di dunia selalu berdampingan dengan penderitaan atau kesengsaraan. Itulah ujian Allah kepada hamba-Nya. Dua hal yang selalu bertentangan itu merupakan cara Allah untuk mengetahui kualitas kehidupan seseorang dan agar mereka kembali kepada Allah.
Watak kehidupan tak pernah kita ketahui, karena itu adalah mutlak milik Allah yang menentukan. Kesulitan hidup yang kita rasakan sesungguhnya adalah cambuk yang paling mujarab, agar kita bergegas untuk merubah keadaan. Karena penderitaan dan kesulitan inilah seringkali kita mampu menemukan jalan yang terbentang, dan akan terlihat kualitas hidup kita.
“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu “.Qs. Muhammad [47]:31
Dalam menjalani kehidupan kita sering menemukan empat kenyataan besar, yaitu: Pertama: keadaan ketika sedang mendapat kenikmatan. Kedua: keadaan ketika kita sedang beristirahat dari problematika kehidupan, dan ini dirasakan oleh semua golongan manusia. Ketiga; keadaan saat kita tertimpa musibah. Dan keempat; keadaan ketika kita sedang dalam ketaatan yang sempurna.
Seandainya kita bisa memilih, tentu kita akan memilih kebaikan dari pada keburukan, kita akan memilih kebahagiaan dari pada kesulitan. Tetapi lagi-lagi, warna hidup bukan kita yang menetukan. Allah yang maha tahu atas segala sesuatu. Dan setiap pilihan Allah pastilah yang terbaik untuk manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar